Memegang Kendali dari Jeratan Hidup Mode Autopilot
Hidup dengan mode autopilot memang memudahkan kita dalam mengerjakan tugas harian. Kita tidak perlu mengeluarkan banyak energi untuk memikirkan atau memutuskan hal-hal yang sudah menjadi kebiasaan. Banyak aktivitas, termasuk aktivitas rumah tangga, dilakukan berdasarkan mode autopilot yang kita miliki. Setiap pagi diawali dengan bangun tidur dan langsung mandi. Tidak lupa kamu perlu sarapan pagi untuk mengisi tenaga. Setelah itu, kamu beres-beres rumah, entah itu mencuci baju kotor, menyapu, mengepel, atau mencuci piring. Itulah rutinitasmu. Kamu melakukan semuanya secara otomatis.
Dibalik seluruh kegiatan harian, kita sering menjadi tidak sadar akan keputusan atau perilaku yang sudah dibuat. Tidak terasa waktu sudah berlalu. Tiba-tiba, kita sudah selesai dengan tugas-tugas rumah. Mode autopilot membuat kita minim overthinking. Tapi tidak semua hal bisa diputuskan semudah itu. Bila dihadapkan dengan situasi yang berhubungan dengan tujuan hidup, maka kamu perlu keluar dari zona autopilot.
Alih-alih hidup di zona autopilot, berikut beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk mencoba memegang kembali kendali hidupmu sepenuhnya.
● Perhatikan bagaimana kamu mengendalikan hidupmu.
Bertanyalah pada dirimu sendiri, apakah kamu memang menginginkan hidup autopilot atau itu terjadi begitu saja? Apakah itu memiliki dampak ketika kamu membuat keputusan tertentu? Apakah kamu mampu membuat keputusan atas kegiatan-kegiatan tertentu atau membiarkan autopilotmu yang bekerja? Pertanyaan-pertanyaan dasar seperti itu mampu meningkatkan kesadaranmu di situasi yang membutuhkan lebih banyak energi untuk berpikir. Selain itu, mulailah menulis jurnal atau catatan dan tantanglah kebiasaanmu. Yang pasti, kamu perlu sabar dan konsisten. Hidupmu tidak berubah hanya dalam semalam.
● Menetapkan tujuan.
Apa yang kamu inginkan selama raga masih bernyawa? Selama kamu memiliki tujuan hidup, maka ia akan membimbingmu dan memberikanmu motivasi demi mencapainya. Lakukan aktivitas harian di mana tujuan hidupmu turut hadir di dalamnya. Misal kamu bercita-cita ingin menjadi guru, maka kamu bisa melakukan aktivitas yang berkaitan dengan mengajar.
● Memaknai rutinitas.
Rutinitas memang cenderung autopilot. Akan tetapi, itu adalah pilihanmu, apakah rutinitasmu semata gerakan otomatis atau memiliki makna lebih dalam. Kamu perlu menghubungkan rutinitas dengan maksud dan tujuan hidupmu. Rutinitasmu tidak mendiktemu bagaimana kamu hidup, tapi kamu yang perlu menghidupkan rutinitasmu.
● Berhenti dan refleksi.
Jika kamu berhenti beraktivitas, maka sistem autopilotmu juga ikut berhenti. Rehat memberikanmu waktu untuk mengevaluasi diri. Apa yang sedang kamu lakukan? Apakah kamu menyukainya? Apakah kamu merasa fokus atau terdistraksi ketika mengerjakannya? Mengapa bisa demikian? Sejatinya, kita adalah manusia overthinking. Gak apa-apa untuk napas sebentar.
● Keluar dari zona nyaman.
Zona autopilot membuat hidupmu kurang tantangan. Hidup menjadi bosan karena hanya mengulang kegiatan yang sama. Itu menjadi pertanda bahwa kamu perlu memulai petualangan dan berkembang. Temukan hal baru dan lihat sejauh mana kamu mampu berjalan. Dari situlah, kamu menemukan hidup yang sebenarnya.
● Membuat keputusan lebih baik.
Kamu bisa menggunakan mode autopilot dalam memutuskan hal-hal sederhana. Untuk hal-hal kompleks atau penting, kesampingkan dahulu mode itu dan mulailah berpikir secara matang. Otak yang malas cenderung berpikir dengan mencari jawaban yang nyaman, bukan yang terbaik.
Kita hidup atas pilihan kita sendiri. Kita hidup atas konsekuensi dari keputusan yang telah kita pilih. Kemudian, kita pun sadar di bagian manakah kita benar-benar membuat keputusan secara sadar atau tidak.
Rafarda Septiardhya
