When People Apologize Too Much

Lavanya Podcast
3 min readMar 4, 2021

Hey, I am sorry for everything. This time is my mistake.

I could do better than this, but I can’t help myself.

Sorry.

Setiap orang di bumi ini pasti melakukan kesalahan, tak terkecuali kamu. Ketika merasa bersalah, of course hal pertama yang akan kamu lakukan adalah meminta maaf kepada orang yang dirugikan. Dibalik wajarnya perihal meminta maaf, pernahkah kamu menemui seseorang yang sering melakukan permintaan maaf, even they don’t have the tendencies to feel sorry? I guess everyone does, once or twice. So, apakah terlalu sering meminta maaf adalah suatu hal yang baik?

There’s come a thing called over-apologizing. Dikutip dari blog seorang psychotherapist, Sharon Martin, over-apologizing adalah kelakuan seseorang yang sering meminta maaf walaupun ketika orang tersebut tidak melakukan suatu kesalahan atau bersikap seakan-akan ada sebuah rasa tanggung jawab dari dirinya sendiri untuk kesalahan atau masalah orang lain. Dari definisi tersebut, kita bisa menarik kesimpulan bahwa salah satu penyebab dari tindakan over-apologizing adalah people-pleasing yang dimiliki oleh mereka yang selalu ingin menyenangkan orang lain dan enggan membuat timbulnya rasa kecewa. Hal itu bisa masuk ke kehidupanmu layaknya beban yang harus kamu bawa kemanapun.

Banyak juga pengakuan yang mengatakan bahwa someone who apologizes unnecessarily adalah suatu cara untuk mengatasi masalah kecemasan dalam diri seseorang. Menurut mereka, dengan meminta maaf bisa mengurangi kritik dan kekurangan yang ditimbulkan dari diri sendiri oleh pihak luar. However, alasan tersebut tidak bisa dibenarkan. Kecenderungan dirimu untuk meminta maaf will work otherwise. Over-apologizing adalah tindakan yang mencerminkan kurangnya self-confidence maupun self-worth yang ada pada dirimu. Hal ini juga akan berimbas pada gejala rendahnya kepercayaan diri. Orang-orang dengan over-apologizing biasanya sangat menghindari terjadinya konflik dan terus menerus berputar pada ‘kepuasan’ demi orang lain.

Selain people-pleasing, terkadang budaya yang dianut juga bisa menjadi penyebab dari adanya over-apologizing. Misalnya saja budaya orang Jepang yang diajarkan untuk selalu bilang “maaf”, “tolong”, dan “terima kasih” walaupun untuk hal yang sepele. Atau mungkin saat kamu di rumah, orang tuamu selalu mengajarkan untuk selalu mengatakan 3 kata sakral itu.

Then, bagaimana untuk berhenti dari sikap over-apologizing tersebut?

Well, you must keep in mind that it is not really necessary for you to do that. Meminta maaf adalah hal yang baik, namun terlalu sering meminta maaf justru akan memberikan dampak yang buruk. Orang yang terlalu sering meminta maaf, biasanya akan sulit juga mendapatkan pengampunan. Hal tersebut dikarenakan sudah tidak adanya kepercayaan terhadap seseorang yang terus menerus melakukan permintaan maaf. Like, you won’t give them another chances.

Kamu bisa memulai untuk melakukan refleksi atas apa yang membuat dirimu feel triggered untuk meminta maaf, misalnya jika kamu menabrak stranger di keramaian. Buatlah list akan hal-hal tersebut. Selain itu, paraphrase kalimatmu saat meminta maaf. Don’t always simply say sorry, change the sentences depends on the condition you might face.

Intinya, hal yang terlalu berlebihan dilakukan akan berdampak buruk bagi siapapun. Meminta maaf bukanlah sesuatu yang mudah dilakukan, dan menerima permintaan maaf juga salah satu hal yang sulit. Kebiasaan ini tidak baik bagimu, namun di setiap kebiasaan itu, kamu bisa mempelajari hal baru. Everything takes efforts; learn to replace it and new behaviour will be born. Kamu tidak memiliki tanggung jawab untuk masalah orang lain, and don’t feel sorry for your appearance or feelings. Hidupmu akan lebih bermakna jika kamu dengan ikhlas menerima apapun yang Tuhan berikan.

fml

Sign up to discover human stories that deepen your understanding of the world.

Free

Distraction-free reading. No ads.

Organize your knowledge with lists and highlights.

Tell your story. Find your audience.

Membership

Read member-only stories

Support writers you read most

Earn money for your writing

Listen to audio narrations

Read offline with the Medium app

Lavanya Podcast
Lavanya Podcast

Written by Lavanya Podcast

Started from a podcast and expanding to written sharing platform. Always believe in people power and our slogan “Love, Respect, Believe”.

No responses yet

Write a response