Strawberry Generation: Si Milenial yang Dianggap Manja
Sepertinya orang-orang yang lahir dan tumbuh bersama teknologi dewasa ini tidak kehabisan julukan. Siapa lagi kalau bukan generasi milenial. Kali ini ia memiliki julukan anyar, generasi stroberi. Stroberi kan buah. Terus apa hubungannya dengan generasi milenial?
Istilah generasi stroberi pertama kali muncul di Taiwan. Orang Taiwan menganggap orang Taiwan yang lahir mulai dari tahun 1981 rapuh layaknya buah stroberi yang tidak mampu bertahan lama. Orang dari generasi stroberi dipandang tidak mampu bertahan dari tekanan sosial dan tidak mau bekerja keras atas apa yang dicitakan.
Setiap generasi memiliki sisi positif dan negatif, termasuk generasi stroberi. Berikut adalah sisi negatifnya.
- Memiliki hak diri. Ini bisa bermula dari pola asuh orang tua yang manja, lingkungan pengasuhan yang nyaman, atau tumbuh di lingkungan yang apa-apa serba ada atau instan. Kamu mungkin tidak pernah bertanya kepada diri sendiri dalam sekali seumur hidup, berhakkah kamu akan semua kenyamanan yang tersaji di hadapanmu.
- Tidak mau bertanggung jawab. Jika terjadi suatu kesalahan, maka si generasi stroberi akan lepas tangan. Kamu akan mencari alasan dari A sampai Z dan tidak mencoba untuk memperbaiki diri. Yang ada kamu justru lempar batu sembunyi tangan.
- Mudah “memar”. Seperti buah stroberi yang hidup di rumah kaca, kamu hidup dengan minim atau tanpa paparan dunia luar atau realita. Sekalinya keluar, kamu baru sadar bahwa daya tahan banting tubuhmu lebih rendah daripada orang di luar generasi stroberi.
- Ekspektasi tidak realistis. Kamu berharap bahwa keinginanmu mudah tercapai atau sudah tersedia. Namun dunia nyata menolak harapan itu. Bila kamu mungkin ingin sesuatu hingga berteriak atau menangis, maka perilaku tersebut tidak akan berlaku selamanya. Maka dari itu, generasi stroberi dianggap tidak patuh, tidak cekatan, anak mami, egois, dan sombong.
Generasi stroberi juga punya sisi bagusnya lho. Ia perlu alasan untuk bekerja. Kamu mungkin melihat sebuah pekerjaan bukan tentang membutuhkan uang saja. Di luar itu kamu punya alasan atau tujuan. Kamu melihat bahwa ada nilai-nilai tertentu yang bisa digali dari pekerjaanmu dan bukan sekadar kerja.
Lalu ia mudah bosan. Tugas dan rutinitas biasa dapat membuatmu bosan dengan cepat. Kamu perlu tugas atau pekerjaan menantang yang dapat mengembangkan potensimu, terutama di bidang profesional.
Selain itu ia mempunyai beragam pendapat tentang apa pun dan tidak takut untuk mengungkapkannya. Generasi stroberi cenderung berani dalam mengemukakan pendapat dan ide. Hanya saja kamu perlu menyaring apa yang diucapkan setidaknya bernilai.
Terakhir, generasi stroberi lebih ahli dengan hal-hal modern. Generasi saat ini paling jago dengan sosial media. Apa pun nama platformnya, generasi stroberi akan sangat mudah beradaptasi. Dengan keahlian ini, kamu bisa membantu suatu perusahaan untuk mampu bersaing di era globalisasi.
Jadi, perilaku-perilaku di atas kembali ke masing-masing orang ya. Tahun lahirmu bisa jadi masuk ke dalam generasi stroberi, tapi tidak dengan perilakumu. Maka dari itu lihatlah seseorang dari kesehariannya, bukan dari tahun lahirnya.
Rafarda Septiardhya