Sindrom Munchausen: Aku (Sengaja) Sakit

Lavanya Podcast
2 min readJun 10, 2021
Photo by Aarón Blanco Tejedor on Unsplash

Sindrom Munchausen merupakan sebuah gangguan mental bagi seseorang yang sengaja berperilaku seakan-akan ia memiliki penyakit fisik atau mental berulang kali. Padahal, sejatinya ia berada dalam kondisi sehat dan normal. Sindrom ini dinamai berdasarkan seorang pemilik reputasi akan gangguan buatannya yang parah. Ia adalah Baron von Munchausen, seorang perwira Jerman abad ke-18. Ia dikenal “membumbui atau menghias” kisah hidup dan pengalamannya. Umumnya, gejala sindrom Munchausen terkait dengan beberapa penyakit fisik, seperti demam, masalah perut atau nyeri dada. Sindrom ini pun lebih kerap ditemui pada pria ketimbang wanita. Ia paling sering menyerang orang dewasa muda dan tidak menutup kemungkinan terjadi pada anak-anak.

Orang dengan sindrom Munchausen sengaja membuat atau melebih-lebihkan gejala dalam berbagai cara. Ia bisa berbohong atau memalsukan gejala yang dirasakannya, membuat dirinya terluka untuk menimbulkan gejala, atau mengubah hasil tes agar gejala yang ada tampak lebih nyata. Adapun tanda-tanda peringatan bagi seseorang yang memiliki sindrom Munchausen yaitu sebagai berikut.

  • Memiliki riwayat medis dramatis namun tidak konsisten
  • Memiliki gejala tidak jelas dan tidak dapat dikendalikan, bahkan bisa menjadi lebih parah atau berubah setelah pengobatan dimulai
  • Kumatnya gejala bisa diprediksi setelah adanya perkembangan kondisi
  • Memiliki pengetahuan luas terkait rumah sakit, istilah medis, atau penjelasan tentang suatu penyakit dari buku teks
  • Adanya beberapa bekas luka bedah
  • Muncul gejala tambahan atau baru setelah mendapatkan hasil tes negatif
  • Muncul gejala hanya saat pasien bersama orang lain atau sedang diamati oleh orang lain
  • Bersedia atau berkeinginan menjalani tes kesehatan, operasi, atau prosedur medis lainnya
  • Memiliki riwayat berobat di berbagai tempat, seperti rumah sakit atau klinik
  • Enggan atau tidak memperbolehkan dokter untuk menemui atau berbicara dengan keluarga, teman, atau dokter yang menangani si penderita sebelumnya
  • Memiliki masalah identitas dan harga diri

Penyebab kemunculan sindrom Munchausen sebenarnya belum diketahui. Namun, para peneliti mengungkapkan bahwa ada beberapa kejadian di masa lalu seseorang yang menjadi sebab sindrom ini hadir. Ia mungkin memiliki riwayat pelecehan atau penelantaran semasa kanak-kanak. Selain itu, ia bisa jadi memiliki riwayat penyakit yang sering membutuhkan perawatan intensif. Sindrom ini juga sangat mungkin berhubungan dengan gangguan kepribadian lainnya.

Kedepannya, penderita sindrom Munchausen mempunyai risiko masalah kesehatan hingga kematian diakibatkan menyakiti diri sendiri atau membuat gejala buatan. Ia berkemungkinan mendapatkan masalah kesehatan disebabkan oleh berbagai tes, prosedur, dan perawatan medis, serta beresiko tinggi dalam penyalahgunaan zat. Beberapa penderita bisa memiliki satu atau dua gejala yang singkat. Akan tetapi, seringnya gangguan ini merupakan kondisi jangka panjang yang sangat sulit untuk diobati.

Rafarda Septiardhya

Sign up to discover human stories that deepen your understanding of the world.

Free

Distraction-free reading. No ads.

Organize your knowledge with lists and highlights.

Tell your story. Find your audience.

Membership

Read member-only stories

Support writers you read most

Earn money for your writing

Listen to audio narrations

Read offline with the Medium app

Lavanya Podcast
Lavanya Podcast

Written by Lavanya Podcast

Started from a podcast and expanding to written sharing platform. Always believe in people power and our slogan “Love, Respect, Believe”.

No responses yet

Write a response