Si Perfeksionis dan Tipe-tipenya

Lavanya Podcast
2 min readSep 2, 2021

Ketika mengerjakan sesuatu, ada orang-orang tertentu yang melakukan usaha lebih daripada yang lainnya. Ia bekerja lebih hati-hati, tekun, dan teliti dibandingkan teman-temannya. Semua dilakukan demi mencapai hasil yang baik, bahkan sempurna. Kamu pasti sudah mengetahui bahwa perilaku demikian dinamakan perfeksionis.

Photo by Jonathan Hoxmark on Unsplash

Perfeksionis memiliki dua bentuk utama, adaptif dan maladaptif. Perfeksionis adaptif diperlihatkan dari usaha keras seseorang untuk meraih kesuksesan, cenderung menyelesaikan tugas tepat pada waktunya dan mempunyai standar tinggi akan pekerjaan. Ia bekerja namun dengan mempertimbangkan kekuatan dan keterbatasannya. Sedangkan perfeksionis maladaptif adalah seseorang yang justru terlalu memedulikan kerja “sempurna”. Tidak ada ruang bagi pekerjaan “cukup baik” maupun “baik”. Tuntutan inipun diterapkan juga pada perilaku orang lain. Standar tinggi yang ditetapkan berujung ke penghindaran dalam menyelesaikan tugas. Ia takut nantinya akan membuat kesalahan dalam prosesnya atau tidak dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai standarnya.

Perfeksionis juga memiliki tipe-tipe yang bisa ditemukan disekitar kita. Self-oriented perfectionism menggambarkan orang yang teliti dan berhubungan dengan produktivitas kerja dan kesuksesan karir. Ia berusaha menjadi sempurna semampunya dan menimilasir kesalahan. Baginya, satu kesalahan pada pekerjaan membuatnya tidak nyaman. Ia mengerahkan seluruh potensinya setiap saat demi mencapai standar tinggi buatannya sendiri. Other-oriented perfectionism memperlihatkan bagaimana seseorang memegang orang lain melalui penilaian kinerjanya berdasarkan standar tinggi yang ada. Ia tidak tahan melihat orang-orang melakukan kesalahan dan tidak mampu memperbaiki diri mereka sendiri. Apabila diberi suatu pekerjaan, ia mengharapkan orang lain melakukannya dengan sempurna. Dengan perilaku demikian, ia tidak mampu menyerahkan pekerjaan karena takut orang lain akan mengacaukannya. Socially-prescribed perfectionism muncul dikarenakan tekanan sosial. Seseorang dituntut sempurna berdasarkan standar tinggi yang dibuat oleh orang lain untuk dirinya. Hal ini dilakukan demi memenuhi “standar masyarakat” di tempat ia hidup dan tinggal. Ia merasa orang sekitar mengharapkan keberhasilannya di banyak hal. Namun di satu sisi, ia juga kesulitan memenuhi harapan-harapan tersebut. Tuntutan kian diperparah dari sisi keluarganya yang menuntutnya untuk “sempurna”. Overt perfectionism adalah si perfeksionis yang cenderung menyukai keteraturan. Kecemasannya meningkat apabila tidak ada keteraturan di sekitarnya. Ia memiliki pendirian, ingin menjadi benar, dan sering menghindari pekerjaan yang tidak dapat dilakukan atau dipahami olehnya. Selain itu, ia memiliki pola pikir dimana kemampuannya tetap atau tidak berkembang. Maka dari itu, ia takut gagal dan akan memegang kendali demi mencegah kegagalan. Covert perfectionism terkadang sulit diketahui. Tindakan si pelaku biasanya tidak selalu sesuai dengan pikiran perfeksionisnya. Ia menyatakan lebih suka menjadi orang biasa dan bersikap santai, padahal diam-diam ingin sukses. Orang-orang sekitar pun tidak berharap terlalu tinggi padanya.

Tidak ada salahnya menjadi seseorang yang memiliki standar tinggi. Dengan adanya standar, kamu bisa tahu apa-apa saja yang perlu diperbaiki. Tuntutan menjadi sesuatu yang bersifat negatif apabila standar yang kamu terapkan akan berbalik menyerangmu. Ingat batasan dirimu, ya!

Rafarda Septiardhya

Sign up to discover human stories that deepen your understanding of the world.

Free

Distraction-free reading. No ads.

Organize your knowledge with lists and highlights.

Tell your story. Find your audience.

Membership

Read member-only stories

Support writers you read most

Earn money for your writing

Listen to audio narrations

Read offline with the Medium app

Lavanya Podcast
Lavanya Podcast

Written by Lavanya Podcast

Started from a podcast and expanding to written sharing platform. Always believe in people power and our slogan “Love, Respect, Believe”.

No responses yet

Write a response