Love-Bombing: Cinta Berbuntut Manipulasi

Lavanya Podcast
2 min readMar 10, 2022

Siapa yang tidak bahagia bila mendapatkan pasangan yang penyayang dan perhatian. Misal kamu baru saja memiliki pasangan. Perhatiannya tercurahkan hanya kepadamu seorang. Baginya, kamu adalah belahan jiwanya. Maka dari itu pasanganmu tidak pernah absen memberikan sanjungan hingga hadiah-hadiah fantastis. Namun di sisi lain ia juga membatasi dirimu. Pasanganmu hanya ingin seluruh waktu yang kamu punya dihabiskan untuknya. Hati-hati, ya. Mungkin kamu terjebak di situasi love-bombing.

Photo by Simran Sood on Unsplash

Perilaku romantis bisa termasuk ke dalam love-bombing apabila salah seorang pasangan membombardir pasangan lainnya dengan perhatian, kasih sayang, pujian. Nyatanya perilaku-perilaku demikian muncul untuk memanipulasi pasangannya bahwa dirinyalah pasangan sempurna dan satu-satunya belahan jiwa. Tanda-tanda love-bombing bisa diketahui lebih jelas sebagai berikut.

  • Banjir hadiah. Hadiah yang kamu terima bisa macam-macam, seperti karangan bunga berkali-kali yang dikirim ke tempat tinggal atau kantor, tiket liburan mahal, atau barang-barang mewah. Apakah kamu bisa menolak hadiah darinya? Sayangnya pasanganmu tidak menerima jawaban ‘tidak’. Suatu waktu, kamu akan merasa punya hutang padanya.
  • Pujian selalu mengalir. Senang sih kalau dipuji. Akan tetapi, apakah kamu tidak pusing kalau dipuji terus-menerus? Apalagi kamu dan dia baru saja menjalani hubungan romantis. Pujian mudah diucapkan seakan perasaaanya kepadamu tidak asli.
  • Panggilan telepon dan chat tiada henti. Tiada hari tanpa kabar. Dia menanyakan kabarmu mula-mula tiap hari. Semakin lama beralih ke tiap jam, menit, dan detik. Komunikasi pun berubah menjadi berat sebelah.
  • Pusat perhatian adalah pasanganmu. Pasanganmu ingin perhatianmu hanya tertuju padanya. Jika perhatianmu beralih sebentar saja ke hal lain, maka ia akan cemberut atau menolak alasanmu. Meskipun hal itu sesederhana mengangkat telepon atau menjawab pesan dari temanmu.
  • Kamu adalah belahan jiwanya. Ia tidak pernah berhenti untuk meyakinkan dirimu bahwa kamulah orang yang selama ini ditunggu olehnya. Bahkan ia berani mengajakmu ke tahap lebih serius atau menikah atas dasar kata-katanya barusan. Kawanku, menikah adalah urusan serius sedangkan ucapannya terlalu mudah dikeluarkan.
  • Komitmen yang dikejar-kejar. Masih anget jadi pasangan tapi sering ditagih masalah komitmen. Pasanganmu bahkan sudah merencanakan masa depan bersamamu. Ingat, komitmen tidak muncul hanya dalam semalam.
  • Kesal karena ada batasan. Ketika semuanya serba terburu-buru, kamu ingin bernapas sejenak dengan membatasi diri dari pasanganmu. Alih-alih memberikan waktu, ia masih lanjut mencurahkan seluruh hidupnya untukmu. Ia menjadi kesal bila tidak mendapat akses untuk meraihmu.
  • Menjadi needy. Pasanganmu akan sangat ketergantungan padamu. Di sisi lain kamu juga tidak bisa tidak mengindahkan dirinya. Ada ganjalan di hatimu bila mengabaikannya.
  • Pantang menyerahnya adalah lelahmu. Pasanganmu tidak habis akal demi membuatmu terpesona akan dirinya. Apapun dilakukan demi memenuhi hidupmu dengan kasih sayang. Maka dari itu kehebatannya justru membuatmu kelelahan.
  • Merasa tidak seimbang. Dibom cinta di awal hubungan mampu memabukkan siapapun. Kamu akan merasakan ketidaknyamanan dengan berlalunya waktu.

Love-bombing memberitahumu akan cinta yang sesungguhnya. Cinta itu tidak berat sebelah dan pamrih. Cinta itu membutuhkan waktu untuk berkembang.

Rafarda Septiardhya

Sign up to discover human stories that deepen your understanding of the world.

Free

Distraction-free reading. No ads.

Organize your knowledge with lists and highlights.

Tell your story. Find your audience.

Membership

Read member-only stories

Support writers you read most

Earn money for your writing

Listen to audio narrations

Read offline with the Medium app

Lavanya Podcast
Lavanya Podcast

Written by Lavanya Podcast

Started from a podcast and expanding to written sharing platform. Always believe in people power and our slogan “Love, Respect, Believe”.

No responses yet

Write a response