Imajinasiku Mengganggu Kehidupan Nyataku

Lavanya Podcast
3 min readFeb 6, 2021

--

Imajinasi menurut KBBI adalah suatu daya pikir yang digunakan untuk membayangkan sesuatu dan hanya sebatas angan-angan. Setiap orang memiliki imajinasi dengan tingkatan yang berbeda-beda. Pada kasus tertentu, ada orang yang mampu berimajinasi hingga berjam-jam dan mengganggu kehidupan nyatanya. Maka kemungkinan besar orang tersebut menderita maladaptive daydreaming.

“Kehidupan manusia sejatinya berada di antara sesama makhluknya dan bersosialisasi, bukan dengan karakter dan dunia fiksi rekaan semata.” — Anonim

Photo by Gabrielle Henderson on Unsplash

Apa itu Maladaptive Daydreaming?

Maladaptive daydreaming yakni suatu kondisi seseorang yang terperangkap dalam angan-angannya. Kondisi ini berlangsung hingga berjam-jam dan melupakan kehidupan nyata. Imajinasi ini memiliki gambaran jelas serta mendalam. Menurut Medium, penderita bisa menciptakan dunia khayalan serta karakter tak terbatas. Dunia khayalan merupakan dunia ideal buatan penderita yang ada di dalam kepalanya. Lalu, karakter-karakter tersebut secara sadar atau tidak sadar merupakan gambaran akan dirinya sendiri. Maka dari itu, imajinasi si penderita berhubungan kuat dengan jiwanya. Ia juga mampu mengekspresikan beragam emosi ketika berada di dunia khayalan, dari tertawa hingga menangis. Meskipun demikian, si penderita dapat mengontrol imajinasinya apabila sedang berada di ruang publik. Ia sadar bahwa imajinasi tersebut tidak nyata dan mampu membedakan kenyataan dan angan-angan.

Alasan munculnya Maladaptive Daydreaming.

Salah satu alasan munculnya maladaptive daydreaming yaitu efek traumatis akan kekerasan yang diterima saat seseorang masih kanak-kanak. Hal ini disebut mekanisme penanganan atau coping mechanism. Apabila penderita tiba-tiba mengingat kembali masa lalunya, maka jalan keluarnya adalah lari dari kenyataan dan masuk ke dunia khayalannya. Ia pun akhirnya memiliki hubungan tak terpisahkan dengan karakter buatannya. Kegiatan ini mengisi kehampaannya dari hubungan sosial di dunia nyata. Namun, tidak semua penderita mengalami trauma semasa kecil. Ada kemungkinan lain bahwa dirinya memang memiliki daya imajinasi sangat tinggi.

Pemicu Maladaptive Daydreaming.

Pemicu untuk kembali ke dunia khayal bisa ditemui dalam beragam bentuk. Penderita dapat terpancing apabila sedang menonton film, drama, serial atau mendengarkan musik. Percakapan sehari-hari hingga kontak fisik juga ikut menyumbang kemungkinannya. Apapun yang telah ia lihat, dengar, dan rasa, adalah pemantik imajinasi. Segala bentuk hal yang ditangkap oleh indera manusia bisa membangkitkan ide-ide untuk menciptakan dunia baru di dalam kepala si penderita.

Dampak Maladaptive Daydreaming.

Penderita mampu berimajinasi sangat lama seorang diri dan susah untuk menghindarinya. Hal ini akan berdampak pada terganggunya kehidupan sehari-hari, seperti mengabaikan tanggung jawab dan tugas keseharian. Ia menunda pekerjaan dan tidak mampu menyelesaikannya. Kemampuan adaptasi dalam menjalani kehidupan dunia nyata menjadi tumpul. Ia sering menarik dari hubungan sosial dan mengurangi komunikasi antar manusia. Insomnia atau kesulitan tidur juga sering dialami olehnya. Dalam kasus terparah, penderita benar-benar mengabaikan kenyataan yang terjadi di sekelilingnya. Dengan banyaknya imajinasi yang berjalan di pikiran, hal ini turut mengganggu kemampuan konsentrasi. Imajinasi bisa datang kapan saja ketika penderita sedang di tengah-tengah melakukan suatu kegiatan. Tingkat fokus pun menjadi kian pendek.

Kesulitan lain yang dihadapi oleh penderita yakni melepaskan dirinya dari dunia khayalan. Ia tidak mampu berpisah dengan dunia imajinasi pun dengan karakter-karakter buatannya. Ia merasa bahwa dunia buatan miliknya lebih baik untuk ditinggali daripada menghadapi kenyataan. Disana ia menemukan beraneka emosi nyata yang sama dengan dunia realita. Meskipun demikian, ia juga bingung untuk memutuskan apakah ia harus “hidup” selamanya di dunia dalam kepalanya.

Photo by Johnny Cohen on Unsplash

Penyembuhan Maladaptive Daydreaming

Belum ada obat tertentu yang bisa diberikan oleh penderita maladaptive daydreaming hingga saat ini. Namun, ada beberapa cara untuk meredakannya. Penderita bisa mencatat hal-hal yang mampu memancing ide imajinasinya di buku harian. Tujuannya yakni untuk mengetahui pola kemunculan maladaptive daydreaming dan mampu menghindarinya apabila suatu saat terjadi kembali. Penderita juga bisa menceritakan kondisinya dan pola-pola kemunculan maladaptive daydreaming kepada orang terdekat. Dengan ini, ia dapat meminta bantuan kepada orang tersebut untuk dibangunkan dari khayalannya.

Imajinasi bukanlah suatu kegiatan yang dilarang. Justru dengan berimajinasi, kita semakin mengasah kemampuan otak. Hal ini akan menjadi masalah apabila tidak mampu membatasi imajinasi, lalu tenggelam terlalu dalam hingga melupakan realita. Kehidupan manusia sejatinya berada di antara sesama makhluknya dan bersosialisasi, bukan dengan karakter dan dunia fiksi rekaan semata.

Penulis: aya_achja

Sign up to discover human stories that deepen your understanding of the world.

Free

Distraction-free reading. No ads.

Organize your knowledge with lists and highlights.

Tell your story. Find your audience.

Membership

Read member-only stories

Support writers you read most

Earn money for your writing

Listen to audio narrations

Read offline with the Medium app

--

--

Lavanya Podcast
Lavanya Podcast

Written by Lavanya Podcast

Started from a podcast and expanding to written sharing platform. Always believe in people power and our slogan “Love, Respect, Believe”.

No responses yet

Write a response