I’m Your #1 Fan!
Tepat pada artikel ini ditulis, para ARMY, sebutan fans BTS, sedang berjuang untuk mendapatkan menu kolaborasi McDonalds x BTS yang sudah dijual secara bebas di gerai-gerai McDonalds di seluruh penjuru Indonesia. Menu yang dinamai BTS Meal itu sudah mulai diserbu banyak penggemar BTS sejak pagi hari. Alhasil, fasilitas drive thru mengular, dan layanan ojek online jadi alternatifnya. Dengan adanya daya tarik yang cukup kuat dari pamor boy group asal Korea Selatan tersebut, apa yang sebenarnya ingin didapatkan oleh para fans dengan harga menu Rp 45.000 ini? Apakah makanan cepat saji ala McDonalds? Atau packaging yang digunakan untuk koleksi? Atau hanya sekadar mendukung sang idola agar semakin melambung namanya? Simak penjelasannya di bawah ini, yuk!
Dalam dunia psikologi, ada istilah yang dinamai Celebrity Worship Syndrome. Istilah tersebut diperuntukkan untuk seseorang yang memiliki gangguan obsesif-adiktif yang menjadikan dirinya terlalu terlibat dan tertarik dengan detail seorang selebritas. Hal ini tentu saja akan sangat memengaruhi kehidupan para fans, karena pada dasarnya hubungan ini hanya terbentuk dalam satu sisi atau parasosial. Semakin gencar para fans untuk menggali kehidupan idolanya, fans tersebut akan semakin yakin bahwa dirinya memiliki hubungan spesial.
Obsesi ini ternyata sudah sangat banyak terlihat dipermukaan. Bieber Fever pada tahun 2008, ketika Justin Bieber berhasil menjual habis tiket konsernya, hingga keluarnya Zayn Malik dari One Direction pada tahun 2015 yang berhasil membuat fans kesayangannya menangis haru. Untuk beberapa tahun terakhir, santer terdengar tingkah laku aneh para penggemar KPOP yang too obsessed dengan kegiatan para idolanya. Hal yang dilakukan mulai dari stalking, penyadapan, hingga massive-nya gerakan memborong merchandise sang idola.
Maltby dkk (2004) menuliskan 3 aspek CWS yang digambarkan menjadi tingkatan;
- Entertainment Social. Ini adalah tingkatan yang paling rendah, dimana biasanya para fans menceritakan kembali sang idola yang biasanya tampil di TV, koran, maupun majalah kepada teman dekatnya.
- Intense Personal. Tingkatan nomor dua, yang mana para penggemar sudah bisa merasakan bahwa idolanya adalah makhluk hidup atau pasangan yang sempurna.
- Borderline Pathological. Tingkatan tahap tinggi yang terjadi pada para fans. Disini fans beranggapan bahwa dirinya memiliki kode-kode rahasia untuk berkomunikasi dengan sang idola, dan juga merasa bahwa karya-karya sang idola bisa meredakan sejumlah jenis stress yang dilalui oleh para penggemar.
Banyak orang tidak sadar akan hal ini dan menjadikan obsesi seperti kebiasaan yang layak terjadi. Bahkan sehari tidak melihat idola bisa menjadikan sebuah kecemasan tersendiri pada diri seseorang. Dengan adanya hal ini, mulai untuk intropeksi diri, yuk! Apakah kamu adalah satu dari sekian banyak fans fanatik di luaran sana? Jangan jadikan rasa kagum yang kamu miliki menjadi obsesi yang menjadi, ya!
fml