Childhood Amnesia: Kenangan Masa Kecil yang Terlupakan

Lavanya Podcast
2 min readApr 1, 2021
Photo by Annie Spratt on Unsplash

Apakah kamu pernah kepo akan peristiwa yang pernah kamu alami semasa kecil? Apakah kamu berusaha mengingatnya namun berakhir tidak menemukan jawaban apapun? Tenang kawan, hal ini sangat normal dan dialami oleh setiap orang dewasa. Adapun fenomena yang dimaksud adalah childhood amnesia.

Childhood amnesia didefinisikan sebagai ketidakmampuan seseorang mengingat peristiwa yang terjadi semasa kanak-kanak, terutama sebelum usia antara dua hingga empat tahun. Salah satu alasannya yaitu kurang matangnya struktur otak yang bertanggung jawab atas ingatan selama masa kecil. Seseorang tidak mampu mengingat akan masa kecilnya dikarenakan otak yang belum berkembang. Akibatnya, ia kekurangan tempat untuk menyimpan ingatan sedari awal.

Sebelum berusia dua tahun, sang anak menyimpan dan mengambil ingatannya di area permukaan otak atau korteks. Namun, bagian otak bernama hipokampus mulai terbentuk saat ia berusia dua hingga empat tahun. Hipokampus adalah salah satu bagian dari otak besar. Bagian ini merupakan penanggung jawab utama dalam kegiatan mengingat.

Ada yang menganggap bahwa childhood amnesia muncul karena kegagalan pada pengambilan atau penyimpanan memori sewaktu kanak-kanak. Beberapa peneliti sejatinya tidak menyetujui hal tersebut. Menurut mereka, orang dewasa bisa mengingat peristiwa yang terjadi antara usia enam dan tujuh tahun. Meskipun yang diingat hanya sedikit, bukan berarti ia sepenuhnya amnesia.

Faktor lain akan kemunculan childhood amnesia yakni perkembangan sel otak. Masa kanak-kanak merupakan masa yang baik dalam perkembangan sel-sel otak. Sel-sel otak baru, terutama sel-sel di hipokampus, nantinya akan merusak sel-sel lama yang sudah ada sebelumnya. Dengan demikian, beberapa memori masa kecil menjadi tersingkirkan dan hilang. Selain itu, trauma juga bisa menjadi penyebab lain memori tersebut lenyap.

Faktor berikutnya yakni berhubungan dengan bahasa. Childhood amnesia terjadi karena anak berumur kurang dari dua tahun kesulitan menggambarkan ingatannya secara verbal. Pada usia tersebut, anak belum menguasai suatu bahasa. Bahasa justru baru mulai dipelajari setelah berusia dua tahun.

Seseorang sulit mengingat pengalaman masa kecilnya juga disebabkan oleh cara pemerolehan ingatan itu sendiri. Semasa kanak-kanak, memori atau ingatan diperoleh melalui dua cara, semantik dan episodik. Memori semantik berasal dari peristiwa yang terjadi bukan atas pengalaman diri sendiri, contohnya suatu kejadian penting dalam sejarah. Kemudian, memori episodik berasal dari peristiwa atas pengalaman diri sendiri, misal ingatan saat pertama kali mengendarai sepeda. Ada sebagian orang mengarah pada memori semantik, sedangkan sebagian yang lain cenderung ke memori episodik.

Pada akhirnya, banyak kemungkinan terjadi dibalik hilangnya memori masa kecil seseorang. Ada yang bisa mengakses memori masa kecilnya, meskipun sedikit kabur dalam proses mengingatnya. Memori tersebut sering tidak sedetil seperti kejadian aslinya. Dengan demikian, memori terdahulu bukan berarti lenyap tanpa meninggalkan jejak apapun.

Rafarda Septiardhya

Sign up to discover human stories that deepen your understanding of the world.

Free

Distraction-free reading. No ads.

Organize your knowledge with lists and highlights.

Tell your story. Find your audience.

Membership

Read member-only stories

Support writers you read most

Earn money for your writing

Listen to audio narrations

Read offline with the Medium app

Lavanya Podcast
Lavanya Podcast

Written by Lavanya Podcast

Started from a podcast and expanding to written sharing platform. Always believe in people power and our slogan “Love, Respect, Believe”.

No responses yet

Write a response