Bottled Feelings: Jujurlah pada Perasaan Diri
“Don’t keep things bottled up. It’s not good for you.”
― Kody Keplinger, The DUFF: Designated Ugly Fat Friend
Bottled feelings adalah istilah yang digunakan ketika seseorang memendam perasaan atau emosi sesungguhnya. Ia menekan emosi yang muncul dan tidak mengekspresikannya. Salah satu contoh perilaku bottled feelings yakni ketika seseorang malu menunjukkan kelemahannya. Alih-alih menghadapi, bottled feelings justru merupakan reaksi seseorang yang melarikan diri dari suatu permasalahan. Perilaku tersebut akan menyulitkan dirinya apabila dihadapkan dengan masalah rumit di masa mendatang. Para peneliti pun menambahkan bahwa emosi atau perasaan dan tubuh berkaitan erat satu sama lain, misal kemarahan dan kecemasan yang mampu mempengaruhi sistem kekebalan tubuh.
Selain itu, bottled feelings juga berimbas ke banyak hal. Kamu akan menjadi lebih penyendiri dan merasa kesepian. Ini disebabkan kamu lebih memilih untuk tidak mengungkapkan masalah yang sedang kamu hadapi kepada siapapun. Sadar atau tidak, kamu akan menjauh dan bahkan memutuskan hubungan dengan lingkungan sekitarmu, termasuk keluarga atau teman. Kamu akan selalu merasa cemas. Bukannya menghadapi emosi yang sedang dirasakan, kamu lari dan membuat jalan keluar lainnya. Kamu tidak ingin berurusan dengan perasaanmu dan berakhir menipu dirimu sendiri. Kamu akan terikat pada mekanisme koping tidak sehat. Mekanisme koping adalah cara individu dalam menanggulangi masalah, menyesuaikan diri dari perubahan, serta respon terhadap situasi mengancam. Tidak sedikit orang memilih untuk meminum minuman alkohol, merokok, makan, hingga berolahraga secara berlebihan sebagai mekanisme koping dalam menghadapi emosi terpendam mereka. Kamu akan mengalami kenaikan berat badan secara drastis. Semakin banyak emosi tertimbun, maka semakin stres. Tubuh bereaksi dan menghasilkan hormon stres bernama kortisol. Hormon ini menyebabkan nafsu makan meningkat, dan bisa berimbas pada penambahan berat badan. Kamu akan mengalami masalah pencernaan. Selain berpengaruh pada berat badan, stres karena bottled feelings akan membebani organ pencernaanmu. Penyakit seperti kram perut, diare, kembung, atau lainnya akan mengganggu kinerja metabolisme tubuhmu. Kamu akan sering mengalami sakit kepala. Kamu yang dahulu tidak memiliki riwayat sakit kepala malah sering mengalaminya saat ini. Sakit ini menyiratkan bahwa kamu berjuang dalam mengendalikan emosimu. Kamu menjadi sulit konsentrasi dan tidak mampu mengerjakan suatu pekerjaan dengan maksimal.
Kemudian, untuk menghindari bottled feelings, kamu bisa mencoba beberapa saran berikut:
- Kembangkan kesadaranmu. Kamu perlu memperhatikan serta mengetahui alasan dibalik kemunculan emosimu. Lihatlah sekitar, seperti orang atau situasi yang bisa memunculkan emosi negatif di dirimu. Lalu, cobalah atasi keadaan tersebut.
- Tidak perlu buru-buru. Kamu punya waktu berpikir sembari menenangkan diri sebelum menunjukkan reaksimu.
- Mengelola stres. Kamu bisa mempraktikkan metode relaksasi seperti pernapasan dalam, yoga, atau meditasi demi meringankan stres.
- Memelihara tubuh. Kamu bisa berolahraga ringan dan teratur, memakan makanan sehat, minum air putih, serta tidur berkecukupan.
- Ungkapkan perasaanmu dengan cara yang tepat. Apabila sudah memiliki seseorang yang memiliki empati terhadapmu, mendukungmu, dan memvalidasimu, maka kamu bisa menemukan kenyamanan dan kelegaan ketika berbicara dengannya.
Kita pernah dan bahkan acapkali bertindak bottled feelings. Memendam perasaan hanya akan membuat kita semakin tidak jujur. Kita tidak perlu bersikap kuat setiap saat. Kekuatan akan menemukanmu dengan caranya yang misterius.
Rafarda Septiardhya