Benching: Ketika Kamu Hanyalah Pilihan yang Disia-Siakan

Lavanya Podcast
2 min readJun 2, 2022

Semakin pesat perkembangan teknologi, maka semakin canggih juga platform yang menawarkan berbagai keuntungan. Salah satunya aplikasi pencari pasangan berbasis jejaring sosial. Tidak terelakkan juga bahwa istilah-istilah yang digunakan kian bertambah, seperti benching.

Photo by Nadine Shaabana on Unsplash

Semua dimulai dengan perkenalan daring. Kamu dan dia intens berkomunikasi dan akhirnya merasa klik dengannya. Waktu berlalu dan beberapa tanda mulai muncul.

Ia sering online tapi tidak membalas pesanmu. Kamu ingin bertemu dengannya, namun ada saja alasan yang diutarakan olehnya. Sekalinya bertemu, ia tidak terbuka kepadamu serta tidak ingin mengetahuimu lebih dalam. Diam-diam ia ternyata melakukan hal sama tidak hanya kepadamu.

Contoh barusan termasuk benching dalam istilah modern. Istilah itu bermula dari seseorang yang duduk di bangku cadangan di suatu tim olahraga. Pemain apik dikirim ke tengah lapangan sedangkan pemain biasa berada di bangku cadangan. Ketika pemain inti terluka, majulah pemain biasa menggantikannya.

Hal tersebut tidak jauh berbeda dengan benching. Ketika berada di posisi itu, kamu hanya akan merasa kelelahan dan patah hati atas perilaku “pasanganmu”. Kamu hanyalah satu pemain di antara pemain cadangan lainnya.

Kejelasan hubungan adalah hal utama yang kamu inginkan. Di sisi lain ia sibuk mencari dan mengurusi pemain cadangan lain. Tidak ada komitmen apapun di akhir dan itu semua hanya menghabiskan energimu.

Jadi, apakah ada sinyal tertentu untuk mengetahui bahwa dia sedang benching kepadamu? Tentu saja ada. Ia berjanji tanpa aksi. Ia menebar janji untuk menelponmu atau menemuimu dan tiba-tiba cancel. Tidak hanya sekali, tapi berkali-kali. Nggondok gak, tuh?.

Lalu, tidak ada yang tahu tentangmu. Maksudnya adalah orang-orang sekitar dia tidak kenal kamu sama sekali. Kamu tidak diajak olehnya untuk pergi bertemu dengan teman atau keluarganya.

Kamu juga nggak bisa berekspektasi apapun kepadanya. Dia yang memulai sesuatu dan dia jugalah yang pertama mundur. Kamu terlanjur berharap tinggi dan berakhir dikecewakan.

Ia tidak pernah ada untukmu. Kamu menginisiasi diri untuk memulai percakapan dan ia beralasan sibuk. Ia sibuk kok, namun dengan pemain cadangan yang lain.

Ia semakin menjauh layaknya ingin dikejar. Kamu pasti berusaha keras untuk mendapatkan perhatiannya. Kerja kerasmu hanya dibayar dengan sikap dingin dan menarik diri darinya.

Pada akhirnya, kamu tidak tahu apa-apa tentangnya karena ia terlalu misterius. Ia tidak menceritakannya karena tidak mengizinkan dirimu untuk masuk ke dalam kehidupan pribadinya.

Bagaimana kita bisa menghindari peristiwa benching? Kenali dan pahami tanda-tandanya. Hanya saja kita masih sering dibutakan ekspektasi setinggi langit. Realita yang membuatmu kembali ke bumi.

Bila kamu sedang berada di situasi benching, maka ambillah keputusan untuk mundur dan pergi secepatnya. Kamu gak mau hatimu patah lebih dari saat ini, kan? Jagalah hatimu baik-baik, ya.

Rafarda Septiardhya

Sign up to discover human stories that deepen your understanding of the world.

Free

Distraction-free reading. No ads.

Organize your knowledge with lists and highlights.

Tell your story. Find your audience.

Membership

Read member-only stories

Support writers you read most

Earn money for your writing

Listen to audio narrations

Read offline with the Medium app

Lavanya Podcast
Lavanya Podcast

Written by Lavanya Podcast

Started from a podcast and expanding to written sharing platform. Always believe in people power and our slogan “Love, Respect, Believe”.

No responses yet

Write a response