Overcome a Quarter Life Crisis

Lavanya Podcast
2 min readFeb 25, 2021

Are you expecting something big to happen in the future? Atau pernah berpikir selama ini yang kamu lakukan adalah sebuah kesalahan? Mungkin kamu juga pernah berkhayal bahwa seharusnya di umur tertentu, dirimu sudah dalam posisi settle and ready to get married to your beloved one. Hmm… tetapi, ada saja yang terjadi dalam prosesmu menuju sesuatu yang kamu inginkan. Apa sih yang mencegahmu? Kenapa hal tersebut bisa terjadi?

Photo by Markus Winkler on Unsplash

Terdapat istilah yang dinamakan Quarter Life Crisis (QLC). Menurut artikel yang ditulis oleh Bradley University, QLC adalah sebuah periode dimana seseorang merasakan ketidakpastian hingga mempertanyakan kenapa dirinya merasa terjebak, tidak bersemangat, dan kecewa. Fase ini terjadi pada para dewasa muda, biasanya pada mereka yang berusia 20 hingga 30 tahun. Dalam hal ini, mereka akan merasa adanya guncangan hebat pada kepercayaan diri, yang dapat berakhir pada tingkat depresi. Depresi inilah yang akan membuat penderitanya berpikir seolah-olah ada yang kurang dari dirinya, sampai tidak ada lagi pegangan untuk menjalani kehidupan.

Selain guncangan internal, ada juga guncangan yang berasal dari pihak luar. Di fase ini mereka akan berpikir bahwa kehidupan akan menjadi lebih mudah jika memiliki privilege lebih, seperti cukup dalam finansial, dan memiliki visual dengan standar kecantikan yang diakui masyarakat. Predikat ‘beban keluarga’ harus disandang karena sulitnya persaingan di dunia kerja. Orang tua yang ‘religius’ juga bisa menjadi sumber kegalauan, dimana akan munculnya berbagai aturan walau dalam hal-hal kecil. Lalu, wajarkah ketika seseorang harus menghadapi fase ini?

Yes, quarter life crisis adalah sesuatu yang wajar. Setiap individu akan melalui tahap perkembangan secara psikologis yang ditandai dengan adanya konflik, emosi, dan kegelisahan yang timbul dengan sendirinya. Ujian psikologis ini akan mudah dilalui dengan senantiasa menjaga pikiran positif, menemukan circle yang nyaman dan mendukung untuk berkembang, serta mencoba untuk mencintai diri sendiri tanpa membandingkan dengan orang lain.

Tenang… jika ada permasalahan, pasti akan ada penyelesaiannya!

Dikutip dari aido.id, dr. Olicer Robinson, seorang dosen senior dari University of Greenwich, menjelaskan bahwa ada dua kunci dalam permasalahan quarter life crisis, yaitu dimulai dari tipe locked-in dan dilanjutkan dengan tipe locked-out. Setiap tipe masing-masing memiliki 4 fase yang nantinya akan menuntun untuk hadir di resolusi terbaru dan lahir dengan perspektif anyar untuk mengubah tujuan hidup yang ingin diraih. Namun, jika dirasa sulit untuk keluar dari fase-fase tersebut, maka sangat disarankan untuk meminta bantuan dan berkonsultasi dengan ahlinya.

Pendewasaan adalah hal yang tidak mudah. Umur yang matang juga tidak bisa dijadikan patokan untuk bisa menghadapi segala rintangan yang ada. Namun demikian, penting untuk kita meyakini bahwa semua kesulitan pasti memiliki jalan keluar. Pertanyaan seputar jati diri, kegagalan, kegalauan, dan perasaan yang tersesat adalah contoh dari hal-hal yang wajar dan sering dialami para kalangan muda. Maka dari itu, sebagai bentuk usaha meminimalisir efek negatifnya, sangat penting untuk melakukan berbagai hal positif dan berusaha untuk senantiasa melakukan yang terbaik.

*fml

Sign up to discover human stories that deepen your understanding of the world.

Free

Distraction-free reading. No ads.

Organize your knowledge with lists and highlights.

Tell your story. Find your audience.

Membership

Read member-only stories

Support writers you read most

Earn money for your writing

Listen to audio narrations

Read offline with the Medium app

Lavanya Podcast
Lavanya Podcast

Written by Lavanya Podcast

Started from a podcast and expanding to written sharing platform. Always believe in people power and our slogan “Love, Respect, Believe”.

No responses yet

Write a response