Asing di Ruang Liminal
Pernahkah kamu merasakan perasaan ganjil ketika berada di suatu tempat atau situasi tertentu? Rasa tidak nyaman, aneh, gelisah, asing yang tidak hanya muncul sekali, namun beberapa kali. Ternyata, perasaan ini umum muncul di tengah-tengah manusia lainnya. Ia muncul dikarenakan adanya ruang liminal. Lalu, apa yang dimaksud dengan ruang liminal?
Kata “liminal” berasal dari bahasa Latin “limen” yang berarti ambang. Liminal sering dikaitkan dengan konsep ruangan fisik bersifat transisional. Maksudnya, ruang liminal digunakan sebagai suatu tempat perpindahan dari satu tujuan ke tujuan lainnya. Kita bisa menemui beragam ruang liminal di sekitar, seperti ruang tunggu, tempat parkir, lorong, dan lain-lain. Lalu, mengapa ruang liminal bisa membuat seseorang merasa tidak nyaman?
Ruang liminal sejatinya berfungsi untuk menghubungkan satu tujuan ke tujuan berikutnya. Kita terbiasa melihat orang lalu lalang menggunakan ruang itu untuk mengantarkan mereka ke tujuan masing-masing. Namun, ketika ruang itu sunyi tanpa kehadiran manusia, maka rasanya menjadi sangat berbeda. Selain itu, beberapa orang bisa merasakan nostalgia hingga ketakutan tertentu apabila melihat atau berada di ruang liminal. Tak jarang ada orang yang menganggap ruang liminal sekadar ruang kosong biasa tanpa merasakan keanehan.
Banyak contoh fisik ruang liminal yang bisa ditemui, yakni:
Elevator adalah salah satu sarana utama perpindahan di berbagai bangunan bertingkat. Orang menggunakannya untuk pindah dari satu lantai ke lantai lainnya. Ketika menaikinya seorang diri, maka kamu akan merasakan sensasi aneh. Hal ini dikarenakan kamu terbiasa melihat orang naik dan turun menggunakan elevator.
Tangga darurat sebagai sarana alternatif bila sarana utama (elevator atau lift) mengalami kerusakan. Ia lebih berguna di keadaan darurat tertentu, misal kebakaran, gempa, atau bencana lainnya. Saat tidak digunakan, tangga darurat cenderung sepi. Bayangkan jika berada di dalamnya, maka kamu pasti tidak tahan dengan suasananya.
Ruang galeri bertujuan untuk mengenalkan beraneka seni dari para seniman. Ia mampu memanjakan para pengunjung dan penikmat seni dengan beragam koleksi seninya. Semua hal yang tampak indah bisa berubah suasananya ketika kamu sendirian di ruang tersebut. Belum lagi beberapa seni berbentuk makhluk hidup semakin menambah kesan seram.
Lorong berfungsi sebagai penyambung satu ruang dan ruang lain, misal lorong sekolah, lorong hotel, dan sebagainya. Kamu terbiasa dengan situasi lorong yang ramai akan pergerakan di dalamnya, entah itu ada manusia saling berbicara atau sekadar menyusuri lorong. Saat tidak ada kegiatan apapun, lorong terasa hening. Hal itu membuatmu tidak nyaman untuk terus berada di lorong.
Tempat parkir digunakan untuk memarkirkan kendaraan pribadi, misal di mal, apartemen, kantor atau bangunan gedung lainnya. Ketika pergi ke tempat parkir di malam hari sendirian, kamu pasti pernah beberapa kali merasakan gelisah. Rasa buru-buru menyelimutimu untuk secepatnya keluar dari tempat parkit itu.
Merasakan perasaan tidak nyaman di ruang liminal bukanlah hal aneh. Kamu bukanlah satu-satunya manusia yang merasakan perasaan demikian. Ruang-ruang tersebut tidak sepenuhnya menakutkan seakan ada hantu. Hanya saja, kita memang tidak terbiasa berada di suatu tempat seorang diri.
Rafarda Septiardhya